Kamis, 23 Juli 2015
Deskripsi Indonesia: Deskripsi Indonesia
Deskripsi Indonesia: Deskripsi Indonesia: Sejarah Penamaan Indonesia Berbicara tentang sebuah nama pasti akan selalu bertalian dengan sebuah identitas, begitupun identitas i...
Jumat, 03 Juli 2015
NEOKOLIM
NEO
KOLONIALISME DAN IMPEREALISME (NEKOLIM)
Defenisi
NEKOLIM
Kolonialisme
berasal dari kata koloni menurut KBBI yaitu daerah yang dikuasai atau daerah
jajahan sedangkan kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas
wilayah dan manusia di luar batas negaranya untuk mencari dominasi ekonomi dan
sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Negara koloni (negara yang dikuasai) biasanya adalah
negara yang memiliki keunggulan dalam hal sumber daya dibandingkan dengan
negara lainnya. Seperti halnya Indonesia menjadi negara koloni bangsa Eropa dan
Amerika karena memiliki keunggulan sumber daya alam yang melimpah dan tenaga
kerja yang murah. Bahkan sebelum nama Indonesia itu ditemukan, para peneliti
dari berbagai penjuru dunia telah teralihkan perhatiannya dengan sumber daya
alam yang dimiliki oleh bangsa Hindia – Belanda (Indonesia). Negara – negara
yang mencari daerah koloni adalah negara yang memiliki kondisi geografis dimana
sumber daya alam yang mereka miliki teramat terbatas sehingga mereka harus
berfikir cara untuk menanggulangi masalah tersebut dan akhirnya mencari daerah
koloni.
Imperealisme
berasal dari kata imperare
yang artinya adalah memerintah, sedangkan hak untuk memerintah adalah Imperium,
dan yang menerima mandat untuk memerintah adalah imperator. Imperealisme adalah
paham politik untuk memperluas penguasaan wilayah terkait dengan penyebaran
modal dari suatu negara yang mapan secara modal kepada negara yang kurang mapan
secara modal. Maka imperare yang dimaksud diatas adalah sistem modal yang
berkuasa, sistem permodalan adalah system ekonomi yang menempatkan modal
diposisi teratas dimana orang yang memiliki modal yang paling besar adalah
orang yang mampu menguasai dunia. Sedangkan yang menjadi imperator adalah
pemimpin bangsa yang tunduk dan menerima serta bersedia bangsanya untuk di
eksploitasi oleh bangsa lain dan dikuasai oleh modal, pemimpin seperti itu
biasa disebut dengan komprador (boneka asing). Nah, itulah yang dimaksud dengan
imperealisme yaitu penguasaan secara global ( monopoli ) daerah – daerah koloni
untuk memenuhi kebutuhan produksi negara impereal.
Jadi kolonialisme adalah
bentuk penguasaan terhadap wilayah suatu negara untuk mendapatkan sumber daya
alam yang melimpah dan tenaga kerja yang murah. Sedangkan imperealisme adalah
bentuk penguasaan dalam hal permodalan untuk menguasai pasar secara global atau
biasa disebut dengan istilah monopoli. Titik persamaan kolonialisme dan
imperealisme adalah berada pada penguasaan sektor ekonomi untuk menambah
kekuatan dan kejayaan suatu bangsa.
Kolonialisme dan Imperealisme di Indonesia
Berdasarkan
defenisi kolonialisme diatas tujuan dari negara yang membentuk koloni adalah untuk
mendapatkan pasokan sumber daya alam untuk menopang produktifitas negara
tersebut. Hal ini dilatar belakangi oleh kondisi geografis negara yang memiliki
sumber daya alam yang sangat terbatas sehingga harus berfikir untuk mecari
negara koloni untuk mendapatkan pasokan tersebut. Sedangkan tujuan daripada
imperealisme adalah membentuk monopoli atau pasar secara global sesuai inti
dari imperealisme kuno yaitu gold, glory, gospel (kekayaan, kejayaan, dan
penyebaran agama).
Bentuk
kolonialisme di dunia terjadi beberapa negara yang memiliki sumber daya
melimpah seperti Indonesia, Malasia, Bangkok, dll. Proses kolonialisme sebelum
Indonesia merdeka adalah perebutan secara paksa sumber daya alam yang dimiliki
Indonesia seperti; rempah – rempah, tambang, dan pertanian. Belanda merupakan
negara penjajah terlama yang berhasil menduduki Indonesia lebih dari seabad.
Bangsa belanda saat itu memaksa petani Indonesia untuk menyerahkan lebih dari
separuh hasil pertaniannya kepada pemerintah Belanda untuk kemudian dibawa ke
Eropa untuk mencukupi kebutuhan pasar di Eropa. Pada saat itu muncullah
perlawanan dari rakyat Indonesia, mulai dari perlawanan yang bersifat
kedaerahan sampai dengan perlawanan secara nasional untuk melawan system
perampasan tersebut. Inti dari imperialisme
kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama
dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama,
mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung
sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh negara Inggris dan diterima
dengan baik oleh negara Spanyol dan Portugal.
Nekolim di Indonesia
Bentuk dari
kolonialisme gaya baru di Indonesia terjadi ketika diperkenalkanya berbagai
teknologi dan system globalisasi. Masuknya kolonialisme di Indonesia setelah
kemerdekaan terjadi ketika runtuhnya system pemerintahan Soekarno melaui proses
kudeta yang dilakukan oleh Soeharto. Pada saat itu kondisi perekonomian
Indonesia sangat terpuruk karena pada masa pemerintahan Soekarno Indonesia sangat
mandiri dan tahan terhadap tekanan dari asing. Oleh karena itu Soekarno di
tumbangkan oleh Amerika karena Amerika sulit memasuki dan menguasai Indonesia
pada rezim Soekarno kala itu. Hal ini sangat berkebalikan pada pemerintahan
Soeharto yang sangat pro terhadap Amerika dan bangsa Eropa. Pada kondisi
ekonomi yang terpuruk, inilah yang menjadi alasan bagi pemerintahan Soeharto
untuk menerima pinjaman dari IMF dan Bank Dunia. Inilah awal masuknya
kolonialisme dan Imperealisme di Indonesia. Terjadi kesepakatan politik
bilateral untuk bangsa Amerika dan Eropa menguasai sumbet daya alam di
Indonesia dengan membentuk GATT yang sekarang berganti nama dengan WTO. Melalui
perjanjian perdagangan tersebut negara – negara berkembang termasuk di
Indonesia berhasil di ekspoloitasi oleh negara – negara anggota tersebut. Jadi
tidak perlu lagi bangsa asing secara paksa untuk merebut dan menguasai sumber
daya alam di Indonesia karena telah mendapat legalitas oleh negara.
Bentuk kongkrit dari
masuknya imperealisme di Indonesia adalah dengan masuknya permodalan asing yang
beredar dalam bentuk perusahaan asing ataupun perusahaan dalam negeri yang
telah di privatisasi. Perusahaan asing yaitu KFC, LOTTE MART, Carefour aitu
perusahaan yang membuktikan bahwa dengan modal yang besar perusahaan ini akan
menggeser keberadaan usaha kecil di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
semakin ramainya pasar modern dibandingkan dengan pasar tradisional, ramainya
minimarket dibandingkan dengan warung kelontong. Kondisi inilah yang semakin
meresahkan masyarakat Indonesia, karena semakin kuat permodalan yang masuk ke
Indonesia maka semakin punah juga kedaulatan bangsa Indonesia juga. Apalagi
dengan di realisasikan AEC 2015 mendatang, maka semakin tergilas bangsa
Indonesia dengan menguatnya system permodalan yang diterapkan di Indonesia.
Semakin jelas pula masa depan intelektual bangsa Indonesia yang hanya akan
menjadi buruh (pekerja) di negara mereka sendiri, karena seluruh modal sudah
dikuasai oleh bangsa asing.
Berangkat dari
kegelisahan masyarakat Indonesia akan nasib yang akan menimpa bangsanya maka
yang saat ini harus dilakukan oleh pemuda hari ini adalah melakukan penyadaran
akan situasi tersebut. Bahwa pemerintah kita hari ini adalah cerminan dari
imperator ataupun komperador dari bangsa lain. Maka yang harus dilakukan adalah
membanun kesadaran dan kekuatan untuk melawan dan menumbangkan system yang
berdiri hingga hari ini. Melalui organisasi Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia,
kami menghimpun pemuda yang secara sadar untuk nmelakukan sebuah perubahan
besar dari system yang sudah mengakar di negeri ini.
Deskripsi Indonesia
Sejarah Penamaan Indonesia
Berbicara
tentang sebuah nama pasti akan selalu bertalian dengan sebuah identitas,
begitupun identitas itu sndiri pasti memiliki alur sejarah yang membuatnya bisa
berdiri tegak sebagai suatu legalitas yang diakui bersama. Dalam tulisan ini
saya akan menghadiahkan sedikit pengetahuan tentang “Sejarah Penamaan
Indonesia” yang sepertinya pengetahuan kita hari ini belum sampai pada
bagaimana kita mengetahui identitas bangsa kita sendiri dengan baik.Oleh karena
itu mari kita bersama-sama berjuang melawan lupa demi transformasi kesadaran yang
lebih baik.
Sejarah penamaan Indonesia memiliki
alur dan rangkaian sejarah yang cukup panjang, oleh karena itu untuk
menghindari kelemahan kita semua tentang minat baca dan mehindarkan penulisan
yang bid’ah saya akan mengemasnya
secara singkat. Bebrapa penamaan bangsa lain terhadap Indonesia : kronik-kronik
Tionghoa menyebutnya dengan “Nan-hai” (kepulauan
laut Selatan, catatan kuno bangsa India
menyebutnya dengan “Dwipantara”
(Kepulauan tanah sebrang), bangsa Arab menyebutnya dengan “Jaza’ir al-jawi” (Kepulauanj Jawa), bangsa-bangsa Eropa yang
beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok
menyebutnya dengan “Hindia”, pada
masa kolonial, Bangsa Belanda menyebutnya dengan “Nederlandsch-Indie” (Hindia-Belanda) serta Jepang yang menyebutnya
“To-Indo” (Hindia Timur), Eduard
Dowes Dekker alias Mulatatuli menyebutnya dengan “Insulinde” (Kepulauan hindia), Ki Hajar Dewantara menyebutnya
Indonesische sebagai penggangti nama persurat kabarannya dari Indische-persbureau menjadi Indonesiche-Persbureau.
Berangkat dari segelumit nama-nama
yang membingungkan di atas hanya penamaan yang di gunakan oleh Ki Hajar
Dewantara terhadap media persnya agak
mirip dengan kata Indonesia. Lalu darimanakah nama Indonesia itu? Mukjijat dari
tuhan kah! Atau hanya hasil pikiran liar para Founding Father kita dahulu karena terdesak untuk segera
memerdekakan bangsa ini. Untuk mengobati penyakit penasaran itu saya coba
membaca pada literature lain yang kemudian saya temukan bahwa pada tahun 1847
di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAE). Jurnal
Kepulauan Hindia Belanda yang dikelola oleh James Ricadson Logan (1819-1869)
seorang Secotlandia yang meraih sarjana hukum dari universitas Edinburg. Yang
kemudian di dususul pada tahun 1849 seorang ahli etnolog berkebangsaan Ingris
bernama George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai
redaksi majalah JIAE.
Dalam
JIAE volume IV tahun 1850, halaman 66-67, Earl menulis artikel On the Leanding Characteristics of the
Papuan , Australian and Malay-Polynesian Nasions. (Pada karakteristik
terkemuka dari bangsa-bangsa Papua, Australia dan Malayu-Polinesia). Pada
artikelnya Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk kepulauan
Hindia atau kepulauan Melayu untuk memiliki nama Khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidak lah tepat dan
sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan
nama: Indunesia atau Malayunesia (“Nesos”
dalam bahasa Yunani berarti Pulau”). Pada halaman 71 dalam artikelnya yang
tertulis (diterjemahkan ke dalam bahasa Indoensia):
“….Penduduk kep[ulauan Hindia atau kepulauan Malayu masing-masing akan
menjadi “Orang Indonesia”atau “Orang Malayunesia”.
Earl
sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Malayu) dari pada
Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu,
sedangkan Indunesia bias juga digunakan untuk Cylon (sebutan Srilangka untuk
saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk kepulauan Maladewa). Earl juga
berpendapat bahwa bahasa Melayu dipakai oleh seluruh kepulauan ini. Dalam
tulisannya itu Earl memang menggunakan itilah Malayunesia dan tidak menggunakan
itilah Indunesia.
Dalam JIAE volume IV itu juga,
252-347, James Ricadson Logan menulis artikel “The Ethnology of the Indian Archipelago” (Etnolog dari kepulauan
Hindia). Pada tulisannya, logan pun menyatakan perlu nama khas bagi kepualauan
tanah air kita, sebab istilah Indian
archipelago (Kepulauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan. Logan
kemudian memungut nama Indunesia yang dikemukakan oleh Earl, dan huruf U di
gantinya dengan huruf O agar prlafalan atau pengucapannya lebih mudah, maka
terciptalah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di
dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia)
“Mr
Earl menyarankaan istilah etnografi “Indunesia”, tetapi menolaknya dan
mendukung “Malayunesia”.saya lebih suka istilah geografis murni “Indonesia yang
hanya sinonim lebih pendek untuk pulau-pulau hindia tau kepulauan Hindia”.
Ketika
mengusulkan nama “Indonesia” sepertinya Logan tidak menyadari bahwa dikem,udian
hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten
mengunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun
penulisan istilah itu menjadi popular dan menyebar di kalangan ilmuan etnologio
dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnolohgi di Universitas Berlin yang
bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku “Indonesiaen Oderdie Inseln des-Malayischen Archipel” (Indonesia
atau pulau-pulau di kepulauan Melayu) sebanyak lima volume yang memuat hasil
penelitiannya ketika mengembaradi kepulauan iotu pada tahun 1864 sampai 1880.
Buku Bastian inilah yang kemudian popular di kalangan para sarjana Belanda,
sehingga sempat timbul anggapan bahwa yang menciptkan istilah “Indonesia”
adalah Bastian.
Dari pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa istilah “Indonesia lahir dari penamaan terhadap Jagat
Etnografi yang yang dikemukakan oleh para etnolog Scotlandia dan Ingris yang
tergabung dalam redaktur JIAE yang kemudian bertransformasi menjadi Identitas
nation bangsa. Hal ini dapat kitabaca dalam perkembangan sejarah bangsa
Indonesia era zaman pergerakan, ketika banyak bermunculannya sarjana-sarjana
Indonesia pasca politik etis. Banyak dari mereka tersadarkan akan bangsa mereka
yang terindas dan harus dipersatukan oleh identitas nation.
Seperti
yang dibahas di awal Ki Hajar Dewantara mengawali penggunaan itilah Indonesia
untuk penaman media persnya. Pada tahun 1920 menjadi titik balik sejarah
pergerakan bangsa Indonsia, nama Indonesia yang sebelumnya merupakan istilah
etnografi dan geografi di ambil alih oleh tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia,
sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu sebagai
identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Pada tahun 1922 M.
Hatta mengubah nama Indische Vereeniging (perhimpunan Hindia) dengan
Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia. Kemudian banyak menyusul tokoh
tokoh pribumi yang menggunakan istilah Indonesia sebagai identitas nastion.
Kelimaksnya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai hari lahirnya bangsa
Indonesia yang kini kita kenal dengan sumpah pemuda. Pada akhirnya tanggal 17
Agustus 1945 istilah Indonesia dikukuhkan sebagai nama Negara merdeka setelah
di proklamirkanya kemerdekaan Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)